URGENSI PENDIDIKAN BERPERSPEKTIF GLOBALISASI
Dalam bidang pendidikan kita tertinggal jauh dari; jangankan dengan negara-negara besar; kita masih dibawah Malaysia, Vietnam, India yang beberapa tahun yang lalu kalah kualitasnya dengan pendidikan kita.
Tetapi sampai kapan pun pendidikan sebagai suatu upaya menghadapkan manusia pada realitas yang terus saja berubah saai ini sangat diharapkan perannya untuk mempu mengikuti arus perkembangan zaman, bukan berarti untuk mengikis kemanusiaan melainkan untuk menemukan konsisi sebuah air kehidupan yang memungkinkan jiwa-raga bangsa berenang dengan indah.
Globalisasi sebagai proses terkait dengan globalution, yaitu paduan dari kata globalization dan evolution. Dalam hal ini, globalisasi adalah hasil perubahan dari hubungan masyarakat yang membawa kesadaran baru tentang interaksi antar umat manusia. Evolusi pemikiran kearah kematangan dan kemajuan yang mendorong produktivitas dan kreativitas ditimpakan pada pendidikan.
Baca Juga: ORANG TUA ADALAH "ROLE MODEL"
Sedangkan dalam bidang ekonomi, secara umum globalisasi disebabkan oleh penurunan hambatan-hambatan dalam perdagangan dan investasi secara kemajuan teknologi. Seperti yang dikatakan Kenichi Ohmae (1996) bahwa faktor-faktor globalisasi sebagai 4 “I” (investasi, industri, informasi, individual). Perkembangan investasi terjadi karena perkembangan pasar modal yang menjadikan negara-negara maju memiliki kelebihan modal untuk kemudian dilakukan investasi secara meluas. Industri juga mengalami pengglobalan yang disebabkan oleh perusahaan multinasional modern yang tidak lagi dibentuk dan dikondisikan oleh alasan kenegaraan. Informasi juga dipicu oleh perkembangan teknologi yang akhirnya manusia menemukan cara pandang baru yang memperluas perasaan dan interaksi global. Sedangkan individu juga mengalami pemaknaan baru; dari sudut pandang ekonomi kapitalis, individu sebagai konsumen mengalami perubahan orientasi secara global, terutama akses yang lebih baik terhadap informasi gaya hidup.
Kapitalisme global membawa paham liberalisme dan individualisme untuk menciptakan stabilisasi ekonominya. Realitas global yang berkembang sekarang ini adalah pendidikan itu sendiri. Dikatakan pendidikan, karena globalisasi telah membawa doktrin yang membentuk suatu masyarakat, peserta didik dan juga pengajar itu tidak luput dari doktrin global. Singkatnya sistem dan budaya pendidikan yang berkembang juga telah terhegemoni oleh perkembangan globalisasi.
Yang menjadi perhatian kita sekarang, dalam bagian ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon dunia pendidikan terhadapnya. Dengan demikian, produksi dan reproduksi makna tentang globalisasi itu sendiri harus di bongkar dan disebarluaskan melalui dunia pendidikan dan usaha penyadaran terhadap masyarakat. Masalahnya, selama ini yang berkembang di dunia akademik dan pendidikan tentang istilah globalisasi pada kenyataannya memang tidak mengacu pada realitas yang sebenarnya, artinya hanya bersifat doktrin dan dalam banyak hal sangat membutakan. Bahasa yang menutupi realitas sebenarnya tersebut sangat berbahaya, karena didalamnya tersembunyi kepentingan ideologis tertentu. Membiarkan makna kabur merupakan tabir efektif untuk menutup sebab dari sebuah akibat. Mencegah analisis tentang apa yang sedang terjadi oleh siapa, terhadap siapa, untuk apa dan dengan akibat apa. Secara politik, membiarkan satu kata kabur maknanya memungkinkan pengalihan kata itu menjadi sesuatu yang memiliki kehidupannya sendiri, memiliki kekuatan, menuhankannya menjadi sesuatu yang memiliki keberadaan bebas dari kehendak manusia, niscaya dan tidak terlawan. Tidak adanya kejelasan dalam penggunaannya mempengaruhi unsur-unsur lain dalam perdebatan mengenai globalisasi itu sendiri, dengan konsekwensi analitis dan politik yang menyertainnya.
Dalam bidang pendidikan kita tertinggal jauh dari; jangankan dengan negara-negara besar; kita masih dibawah Malaysia, Vietnam, India yang beberapa tahun yang lalu kalah kualitasnya dengan pendidikan kita.
Tetapi sampai kapan pun pendidikan sebagai suatu upaya menghadapkan manusia pada realitas yang terus saja berubah saai ini sangat diharapkan perannya untuk mempu mengikuti arus perkembangan zaman, bukan berarti untuk mengikis kemanusiaan melainkan untuk menemukan konsisi sebuah air kehidupan yang memungkinkan jiwa-raga bangsa berenang dengan indah.
Globalisasi sebagai proses terkait dengan globalution, yaitu paduan dari kata globalization dan evolution. Dalam hal ini, globalisasi adalah hasil perubahan dari hubungan masyarakat yang membawa kesadaran baru tentang interaksi antar umat manusia. Evolusi pemikiran kearah kematangan dan kemajuan yang mendorong produktivitas dan kreativitas ditimpakan pada pendidikan.
Baca Juga: ORANG TUA ADALAH "ROLE MODEL"
Sedangkan dalam bidang ekonomi, secara umum globalisasi disebabkan oleh penurunan hambatan-hambatan dalam perdagangan dan investasi secara kemajuan teknologi. Seperti yang dikatakan Kenichi Ohmae (1996) bahwa faktor-faktor globalisasi sebagai 4 “I” (investasi, industri, informasi, individual). Perkembangan investasi terjadi karena perkembangan pasar modal yang menjadikan negara-negara maju memiliki kelebihan modal untuk kemudian dilakukan investasi secara meluas. Industri juga mengalami pengglobalan yang disebabkan oleh perusahaan multinasional modern yang tidak lagi dibentuk dan dikondisikan oleh alasan kenegaraan. Informasi juga dipicu oleh perkembangan teknologi yang akhirnya manusia menemukan cara pandang baru yang memperluas perasaan dan interaksi global. Sedangkan individu juga mengalami pemaknaan baru; dari sudut pandang ekonomi kapitalis, individu sebagai konsumen mengalami perubahan orientasi secara global, terutama akses yang lebih baik terhadap informasi gaya hidup.
Kapitalisme global membawa paham liberalisme dan individualisme untuk menciptakan stabilisasi ekonominya. Realitas global yang berkembang sekarang ini adalah pendidikan itu sendiri. Dikatakan pendidikan, karena globalisasi telah membawa doktrin yang membentuk suatu masyarakat, peserta didik dan juga pengajar itu tidak luput dari doktrin global. Singkatnya sistem dan budaya pendidikan yang berkembang juga telah terhegemoni oleh perkembangan globalisasi.
Yang menjadi perhatian kita sekarang, dalam bagian ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon dunia pendidikan terhadapnya. Dengan demikian, produksi dan reproduksi makna tentang globalisasi itu sendiri harus di bongkar dan disebarluaskan melalui dunia pendidikan dan usaha penyadaran terhadap masyarakat. Masalahnya, selama ini yang berkembang di dunia akademik dan pendidikan tentang istilah globalisasi pada kenyataannya memang tidak mengacu pada realitas yang sebenarnya, artinya hanya bersifat doktrin dan dalam banyak hal sangat membutakan. Bahasa yang menutupi realitas sebenarnya tersebut sangat berbahaya, karena didalamnya tersembunyi kepentingan ideologis tertentu. Membiarkan makna kabur merupakan tabir efektif untuk menutup sebab dari sebuah akibat. Mencegah analisis tentang apa yang sedang terjadi oleh siapa, terhadap siapa, untuk apa dan dengan akibat apa. Secara politik, membiarkan satu kata kabur maknanya memungkinkan pengalihan kata itu menjadi sesuatu yang memiliki kehidupannya sendiri, memiliki kekuatan, menuhankannya menjadi sesuatu yang memiliki keberadaan bebas dari kehendak manusia, niscaya dan tidak terlawan. Tidak adanya kejelasan dalam penggunaannya mempengaruhi unsur-unsur lain dalam perdebatan mengenai globalisasi itu sendiri, dengan konsekwensi analitis dan politik yang menyertainnya.