logo blog
Sela Sela Sela
Terima kasih atas kunjungan Anda di website Jendela Pendidikan,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

METODE RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK ANAK (KETELADANAN)

METODE RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK ANAK (KETELADANAN)

Anak Suka Meniru
Meniru merupakan aktivitas fitrah atau alamiah yang dilakukan manusia ketika berinteraksi dengan lingungan di sekitarnya. Seperti halnya anak balita yang sedang belajar berbicara, mereka senantiasa akan meniru ucapan orang tuannya, dengan mengulang-ulang setiap kata yang didengarnya. Fitrah seorang anak untuk meniru atau mengikuti lingkungannya. Pada saat dilahirkan ke dunia, anak bagaikan sehelai kertas putih. Dan lingkungannyalah yang kelak akan memberinya warna. Pada usia kanak-kanak, seorang anak mudah sekali menyerap apa yang terjadi di sekitarnya, baik perkataan maupun perbuatan. Informasi yang diserap tersebut, akan terus teringat atau terekam hingga kelak mereka dewasa.

Jika orang tua dan lingkungan disekitarnya memberi pengaruh yang baik kepada anak-anak, maka kelak mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lenih baik pula. Begitupun sebaliknya, jika orang tua dan lingkungannya kerap berprilaku negatif, maka sang anak pun cenderung melakukan hal yang sama.

Karena anak-anak ibarat kertas putih yang polos, maka orang tua wajib membiasakan diri berakhlak yang islami (baik), agar mereka dapat menyerap hal-hal yang baik pula. Akhlak merupakan fondasi yang sangat utama dalam membentuk pribadi manusia yang seutuhnya. Dan pendidikan yang mengarah pada pembentukan pribadi yang berakhlak, merupakan hal pertama yang harus dilakukan orang tua, karen ahal tersebut melandasi kestabilan kepribadian anak secara keseluruhan.
Berikut ini adalah perilaku orang tua yang seharunya dicermati dan diwaspadai, karena akan dipelajari dan ditiru oleh anak-anak kita.
Baca Juga: TUNTUNAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM MENDIDIK ANAK
Berkata-kata Kasar
Dalam kehidupan sehari-hari dan situasi tertentu, misalnya lalu lintas macet, marah, mencari barang yang hilang atau lupa dan tidak ketemu, dan lain sebagainnya yang memancing emosi kita. Tanpa kita sadari atau tidak, terkadang terucap kata-kata kasar yang tidak sepantasnya didengar oleh anak-anak. Percaya atau tidak, dalam waktu singkat anak-anak akan meniru ucapan kita. Tinggalah kita selaku orang tuanya yang akan merasa malu, jika mereka mengucapkan kata-kata kasar tersebut di depan orang banyak. Kalaupun orang tuannya tidak tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar, biasanya anak-anak meniru teman, saudaranya, atau bahkan khadimat yang bekerja dirumahnya.

Jika anak-anak terlanjur terbiasa mengucapkan kata-kata kasar, berilah pengertian kepada mereka bahwa hal tersebut tidak baik, membuat orang sedih atau marah. Tentu saja anak-anak biasanya tidak akan serta merta menghentikan kebiasaan tersebut. Kita jangan lelah untuk berhenti mengingatkan, bahkan kalo perlu memberikan sanksi jika anak masih mengulang kebiasaan buruk tersebut. Yang tidak kalah penting lagi adalah mencari sumber penyebab anak-anak meniru hal tersebut. Bisa jadi kakanya, teman, atau orang lain yang ada di lingkungan rumahnya? Jika orang tersebut masih berada di dalam rumah, tentu masih mudah dan besar peluang bagi orang tua untuk memberikan arahan yang baik kepada orang tersebut. Namun apabila anak meniru dari teman atau orang yang berada di luar rumah, maka anak kitalah yang perlu diingatkan agar tidak meniru kebiasaan buruk tersebut. 

Untuk para orang tua mulai dari sekarang, hendaknya mengganti perkataan kasar (yang tidak baik) dengan dzikir, tasbih, takbir, da tahmid atau melafadzkan asmaul husna, agar Allah SWT melembutkan akhlak dan perkataan kita.
a. Rasa Sayang
Mengekspresikan rasa sayang orang tua terhadap anak itu sangat penting, baik secara verbal maupun perbuatan. Bagaimanakah anak-anak mengetahui bahwa mereka disayangi dan dicintai, jika orang tua tidak menunjukannya? Rasulullah Saw sendiri adalah sosok yang tidak pelit mengekspresikan rasa sayangnya kepada anak-anak dan cucu-cucunya. Jika orang tua menginginkan untuk dapat disayangi oleh anak-anaknya kelak begitu mereka beranjak dewasa, maka tunjukanlah caranya.

b. Berprilaku
Perbuatan dan perkataan orang tua adalah formasi pertama yang diserap oleh anak-anak sejak mereka terlahir ke dunia. Untuk itu, berhati-hatilah dalam berprilaku didepan anak-anak kita. Biasakan bersikap dan beradab Islami dalam keseharian, seperti berkata jujur, menyayangi keluarga, disiplin, selalu mengucapkan salam, membaca doa sebelum makan, makan dengan tangan kanan, mencium tangan orang yang lebih tua, dan lain sebagainya.

c. Pola Makan
Membiasakan diri dengan makan dan minum yang halal dan baik merupakan kebiasaan yang positif sehingga kemudian hal ini akan dapat ditiru oleh anak-anak. Biasannya, apa yang orang tua makan, itulah yang akan dimakan oleh anak-anak. Bagaimana pola makan orang tua, itulah yang akan ditiru oleh anak-anak. Sebuah penelitian membuktikan, bahwa orang tua terutama ibu yang suka makan sayur, maka anaknya juga akan menyukai sayur. Pola makan akan mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan anak. Untuk itu, sejak dini orang tua perlu membiasakan makan teratur dengan makanan yang bergizi. Ajaran Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk makan makanan yang halal dan baik.

d. Percaya Diri
Memiliki percaya diri, merupakan hal yang penting bagi anak-anak, agar kelak mereka dewasa dapat menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan hidup dengan mandiri. Agar rasa percaya diri tumbuh pada anak-anak kita, hendaknya orang tua dapat membuat anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

e. Menghargai Orang Lain
Sikap menghargai orang lain akan terbentuk jika, orang tua melaksanakan hal yang sama. Berilah contoh kepada anak, bagaimana bersikap yang santun kepada ayah dan ibu, kakak, adik dan kepada orang lain. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa bersikap menghargai oarng yang lebih tua dan menyayangi yang lebih kecil.

f. Peduli Lingkungan
Allah Swt memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada manusia, berupa alam semesta dengan segala isinya, agar terpenuhi segala kebutuhan dan hidup dengan sejahtera. Oleh karena itu, sudah sepantasnya sebagai rasa syukur kita atas nikmat dan karunia-Nya yang telah secara gratis Oleh Allah Swt, kita sebagai manusia senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan. Mulailah dari hal yang paling mudah, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan barang yang bahan bakunya tidak dapat terurai oleh tanah, serta memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang yang berguna.

Enter your email address to get update from jendela pendidikan.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Copyright © 2013. Jendela Pendidikan - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger