logo blog
Sela Sela Sela
Terima kasih atas kunjungan Anda di website Jendela Pendidikan,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

Unsur-Unsur Pementasan Seni Teater


Dalam sebuah pementasan seni teater, memiliki berbagai macan unsur pendukung. Sebelum menjelaskan unsur-unsur tersebut disini kita harus membagi beberapa unsur tersebut pada dua bagian, yang pertama unsur Pokok dan yang kedua unsur-unsur pendukung.

1. Unsur-unsur pokok pementasan teater
a. Naskah /Lakon
Naskah merupakan sebuah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam sebuah naskah tersebut memuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dan dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan (set) panggug yang diperlukan. Bahkan, kadang-kadang sebuah naskah drama juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata cahaya, dan tata bunyi untuk mempertegas alur cerita.
b. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab atas sebuah penafsiran naskah untuk di visualisasikan dalam sebuah pertunjukan. Selain itu sutradara juga yang menentukan aktor. Bisa dikatakan, sutradara adalah orang penting yang mengatur lakon didalamnya.
c. Pemain/Pemeran
Pemain merupakan orang yang memeragakan cerita dan menghidupkan naskah. Jumlah pemain bisa disesuaikan dengan kebutuhan cerita atau yang ada dalam sebuah naskah tersebut.
d. Penonton
Termasuk didalam unsur penting dalam pementasan teater yaitu, penonton. Sebagus apapun sebuah pertunjukan, sedisiplin mungkin sebuah garapan jika tidak ada penonton itu bagai sayur tanpa garam. Jadi, unsur-unsur yang telah disebutkan sebelumnya, pada akhirnya akan diperlihatkan atau dipertunjukan kepada penonton.
Terkadang kita suka kurang cermat dalam memperhatikan unsur ini dan menganggapnya sebagai penonton yang bisa menerima apa saja yang disuguhkan.

2. Unsur-unsur Pendudkung Pementasan Teater 
a. Tata Panggung
Sebuah gambaran tempat kejadian lakon, itu bisa diwujudkan oleh penata panggung dalam sebuah pementasan. Tidak hanya sekedar dekorasi semata, tetapi segala tata letak perabot atau peranti yang akan digunakan oleh aktor disediakan oleh penata panggung. Penataan panggung disesuaikan dengan tuntunan cerita, kehendak dan hasil kesepemahaman sutradara, dan kondisi panggung tempat pementasan dilaksanakan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penataan panggung, seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan. Tata panggung harus bisa menggambarkan ruang dan waktu yang berlaku diatas pentas, atau dengan kata lain bisa menjelaskan tenpat dan saat terjadinya cerita atau peristiwa dalam sebuah naskah yang akan dipentaskan. Proses pembuatan tata panggung tergantung pada latar cerita yang ada di lakon tersebut.
Penataan panggung bisa dibuat dengan menggambarkan kenyataan hidup kita sehari-hari, disebut tata panggung realis. Bisa juga dengan penampilan visual sugestif-realitas, yakni menampilkan gambaran kenyataan hidup sehari-hari, tapi tidak digambarkan secara lengkap keseluruhan, hanya diambil kesan-kesan pokoknya sebagai simbol. Dan ada juga yangsebaliknya.
b. Properti
Dalam sebuah adegan, properti menciptakan sebuah hubungan yang langsung dan akrab dengan gerak laku manusiawi. Properti memiliki nilai-nilai dramatik yang kuat sebagai objek yang dipegang oleh pemain, yang diduduki, ataupun yang diberdirikan dan tentang apa yang  dipercakapkan. Properti bisa memilikinilai-nilai khusus, mislanya memperkuat karakter/watak tokoh. Properti terbagi menjadi dua bagian yaitu, hand property dan set properti. Hand property adalah peralatan yang dipegang secara langsung oleh pemain, seprti pisau, pedang, keris dan lain-lain. Sedangkan set property adalah peralatan yang ada di sekitar atau yang melingkupi daerah pemain, misalnya meja, kursi, tempat tidur dan lain-lain.
c. Tata busana
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh yang ada dalam lakon. Tata busana termasuk juga aksesoris, seperti topi, kalung, sepatu syal, gelang dan unsur-unsur yang melekat pada tubuh atau pakaian. 
Nah disini, penata rias dan penata busana harus bekerja sama, saling memahami, dan menyesuaikan. Penata rias dan penata busana harus mampu menafsirkan dan memantaskan riasan dan pakaian yang terdapat dalam sebuah naskah. Selanjutnya mari kita perinci tentang tata rias.
d. Tata Rias
Tata rias, secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Dalam teater, tata rias memiliki arti yang lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menguatkan karakter sang tokoh. Tat rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh. Contohnya, pada teater yunani memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Berbeda dengan teater primitif menggunakan bedak tebal yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tana, tulang, tumbuhan dan lemak binatang.
Pemakaian tata rias akhirnya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penampilan teater. Tokoh dalam teater memiliki karakter yang berbeda-beda. Penampilan tokoh yang berbeda-beda membutuhkan penampilan yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakternya masing-masing. Tata rias merupakan salah satu cara menampilkan karakter tokoh tersebut. Tat rias dalam teater memiliki fungsi sebagai berikut:
- Menyempurnakan penampilan wajah
- Menggambarkan karakter tokoh
- Memberi efek gerak pada ekspresi pemain
- Menegaskan dan menghasilkan garis-garis wajah sesuai dengan karakter tokoh
- Menambah aspek dramatik
e. Tata Cahaya
Cahaya merupakan unsur tata artistik yang paling penting dalam pertunjukan teater. Tanpa adanya cahaya, penonton tidak dapat menyaksikan apa-apa. Dalam sebuah petunjukan era primitif, manusia hanya menggunakan cahaya matahari, bulan atau api untuk menerangi. Sejak ditemukannya lampu penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasan. Seorang penata cahaya perlu mempelajari pengetahuan dasar ini selanjutnya dapat diterapkan dan dikembangkan dalam penataan cahaya untuk kepentingan artistik pertunjukan.

Enter your email address to get update from jendela pendidikan.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2013. Jendela Pendidikan - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger