Langsung saja kita mulai sebuah pembahasan tentang cara mengembangkan sebuah kecerdasan yang kita miliki. Terlebih dahulu marilah kita simak sedikit bahwa sebuah kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat filosofis. Mengapa? Karena hal ini tampak pada sikapnya terhadap suatu pembelajaran dan pandangannya terhadap sebuah pendidikan. Pendidikan/pembelajaran yang ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda lebih mengarah kepada hakikat pendidikan itu sendiri, yaitu yang secara langsung berhubungan dengan eksistensi, dan pengetahuan. Gambarannya mengenai pendidikan diwarnai dengan kehadiran semagat Dewey yang mendasarkan diri pada pendidikan yang bersifat progresif.
Kategori-kategori yang banyak digunakan orang selama ini adalah kategori musik, pengamatan ruang, dan body –kinestetik. Dan ketika Garder memasukkan kategori-kategori tersebut ke dalam pengertian kecerdasan dan bukan talenta atau bakat, merupakan hal yang baru. Gardener menyadari bahwa banyak orang telah terbiasa mengatakan atau mendengarkan ungkapan seperti “ dia telah begitu cerdas, tetapi dia memiliki bakat musik yang sangat hebat.” Sebagaimana orang-orang mengatakan bahwa sesuatu adalah bakat. Oleh gardener bakat-bakat atau kategori-kategori tersebut dikatakan sebagai suatu kecerdasan.
Para pakar terdahulu mengatakan bahwa pikiran dipertimbangkan sebagai sesuatu yang ada pada jantug, hati, dan batu ginjal. Lalu pakar berikutnya beranggapan bahwa kecerdasan atau inteligensi terdiri dari beberapa faktor. Teori kecerdasan ganda merupakan model kognitif yang menjelaskan bagaimana individu-individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan suatu masalah dan melihat bagaimana hasilnya. Tidak seperti model-model lain yang berorientasi pada proses, pendekatan Gardner lebih berorientasi pada bagaimana pikiran manusia mengoptimalkan atau mengolah, meggunakan dan menguasai lingkungan.
Pengalaman-pengalaman menyenangkan ketika belajar akan menjdi sebuah aktivator tersendiri bagi perkembangan kecerdasanpada tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan, pengalaman-pengalaman yang bertolak belakang dari menyenangkan, seperti menakutkan, memalukan, menyebabkan marah, dan pengalaman negatif lainnya justru akan menghambat jalannya suatu perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan berikutnya.
Jika kita ingin mengetahui arah kecerdasan siswa/peserta didik di kelas, kita dapat mengetahuinya melalui beberapa indikator-indikator tertentu. Indikator seperti apa, misaalnya sesuatu yang dikerjakan siswa/peserta didik ketika mereka mempunyai waktu luang. Setiap guru dapat menggunakan beberapa catatan-catatan kecil praktis yang dapat digunakan untuk memantau kecenderungan suatu perkembangan kecerdsan peserta didik di kelas. Disamping itu guru juga dapat menyusun shecklist yang berisi kecerdasan-kecerdasan siswa tersebut.checklist dapat digunakan untuk memantau kecerdasan siswa. Selain checklist, masih ada cara lain yang dapat digunakan, seperti menggunakan dokumen-dokumen berupa poto, rekaman,-rekaman, lain yang berhubungan dengan aktivitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah yang ada hubungannya dengan peringkat nilai semua mata pelajaran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain, dengan menyediakan hari-hari karier, study tour, biografi, pembelajaran terprogram, kegiatan-kegiatan eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat tabel perkembangan kecerdasan ganda, atau human intelligence hunt.
Karena setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan gandanya. Oleh karen itu, guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Teori kecerdasan ganda juga mengatakan bahwa tidak ada satu pun pendekatan atau strategi yang cocok digunakan bagi semua siswa. Dalam hal pengukuran, kecerdasan ganda lebih mengutamakan kepada studi dokumentasi dan proses pemevahan masalah. Apabila kegiatan di atas dapat dilakukan, keterampilan kognitif siswa pun dapat berkembang dengan sendirinya.
Bahkan ada sebuah alternatif lain yang juga dapat digunakan dalam rangka memantau perkembangan kecerdasan siswa di kelas, yaitu dengan memberdayakan siswa. Maksudnya, shecklist yang mencakup kecerdasan-kecerdasan tadi, yang mengisi bukunya guru, melainkan pengisian dilakukan oleh siswa. Kegiatan di kelas pada saat-saat tertentu adalah pengisian checklist tentang kecerdasan-kecerdasan masing-masing anak. Yang mana mereka saling memberikan penilaian antar teman. Selain itu juga, anak diberi kesempatan untuk menilai kecerdasan temannya, ia juga diberi kesempatan untuk melakukan self-monitoring, dengan cara mengisi shecklist kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya.
Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik konesling sebaya/tutor sebaya. Caranya, guru menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan di bidang matematika. Misalnya, siswa diminta membimbing teman-temannya yang belum mengerti tentang pelajaran matematika. Demikian juga untuk bidang-bidang kecerdasan yang lain. Pembimbing di dalam kelompok dapat bergantian, tergantung pada kecerdasan apa yng akan dikembangkan dan dimiliki siswa.
Pendekatan ini cocok digunakan untuk anak-anak SMP dan SMA, mengingat pada dasarnya mereka lebih suka bercengkrama dan bergaul dengan teman sebayanya daripada dengan gurunya sendiri. Di samping itu, model konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran kecerdasan ganda memungkinkan berbagai aspek dalam diri anak dapat berkembang selaras dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Guru dituntut untuk dapat mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasan-kecerdasan unggul dan membentuk kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan/pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pada pengembangan potensi anak, bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang tua, apalagi ideolog politik. Anak berkembang agar mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri secara tepat, bertanggung jawab, percaya diri, mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, kretif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Keterampilan-keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh manusia-manusia yang hidup di era ekonomi informasi abad global ini.
Penjabaran di atas , merupakan sebuah deskripsi yang dapat kita ambil hikmahnya, dan situs jendela pendidikan kira dalam sebuah gerakan untuk membangun sebuah kecerdasan dari masing-masing siswa harus di landaskan dengan sebuah keikhlasan dan kesungguan baik guru atau siswa agar terjalin sebuah sinergitas demi perkembangan kecerdasan anak bangsa.