Quantum learning merupaka kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya kiat, serta membuat belajar suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, menurut Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditunjukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapai tantangan dan perubahan realitas. Quantum learning berpangkal dari upaya Georgi Lozanov, yang mengatakan tentang pendidikan berkebangsaan Bulgaria. Dia melakukan eksperimen yang disebut dengan suggestology. Yang mana prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar. Setiap detail apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para siswa di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar, yakni proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan, suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berfikir positif, dan emosi yang sehat.
Selanjutnya, Poter mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Sebagai pelajar, tujuan manusia adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, yaitu interaksi, hubungan, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Mereka mengamalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka mengalihkan energi tersebut ke dalam analogi tubuh manusia yang secara fisik adalah “sebuah materi”. Pada kaitan ini, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), dan simulasi atau permainan.
Beberapa hal yang penting dalam quantum learning adalah para siswa dikenali tentang kekuatan pikiran yang tidak terbatas. Otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimiliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan bukti fisik dan ilmiah yang memberikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip dengan bekerjannya otak seorang anak umur 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas stres-bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa sebuah kegagalan, dalam belajar, buka merupakan sebuah rintangan yang sulit untuk dilewati. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan sebuah alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan kegembiraan dan tepukan.
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep “menata pentas; lingkungan belajar yang tepat”. Penataan lingkungan ditunjukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal, baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para siswa diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
- Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar. Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampak menjadi kekuatan orisinilitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur, seperti meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya adalah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Karena dengan keadaan tegang itu akan menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya menimbulkan siswa tidak bisa berkonsentrasi.
- Lingkungan makro adalah dunia yang luas. Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinnya. Menurut Porter, semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah anak dalam mempelajari informasi baru. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengetahuan pribadi. Selain itu juga, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan ctatan terlibat aktif di dalam setiap proses interaksi tersebut. Sehingga pada akhirnnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar kearah yang baru.
Sumber : BELAJAR & PEMBELAJARAN : Teori dan raktik/ M. Thobroni-Yogyakarta: 2015