logo blog
Sela Sela Sela
Terima kasih atas kunjungan Anda di website Jendela Pendidikan,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

MENGENAL TEORI KECERDASAN MAJEMUK


Kecerdasan atau inteligensi seseorang dibawa dari pertama kali ia dilahirkan. Akan tetapi, perkembangan kecerdasan atau inteligensi itu didapatkan seseorang seiring perkembangan dalam kehidupan. Kecerdasan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kecerdasan intelektual atau IQ, kecerdasan spiritual atau SQ, dan kecerdasan emosional atau EQ. Ketiga bentuk kecerdasan ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Supaya terjadi keseimbangan, ketigannya harus diasah dengan baik melalui suatu proses pembelajaran dan pengalaman-pengalaman tersendiri.

Inteligensi sangat penting sekali bagi sebuah kehidupan seseorang, mengapa demikian? Karena tanpa untelegensi tersebut, seseorang tidak akan mampu membedakan sesuatu, baik itu sesuatu yang nyata ataupun hal yang tidak nyata. Membahas sebuah inteligensi, tidak akan lepas dari proses pembelajaran. Inteligensi berkembang dan didapatkan melalui proses pembelajaran. Coba saja jika inteligensi itu tidak kita asah, maka inteligensi itu tidak akan berkembang dan tidak akan ada perubahan. Daya pikir seseorang yang telah mendapat didikan dari sekolah, menunjukan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah.
Inteligensi atau kecerdasan tidak hanya terpau pada kecerdasan individual saja, akan tetapi ada pula kecerdasan majemuk. Melalui teori kecerdasan majemuk, adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang inteligensi akan terhindar.pendidikan atau pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pada pengembanganpotensi anak, bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang tua.
Pengertian Inteligensi
Sebagaian orang berfikir menggunakan pikiran atau berdasarkan inteleknya. Cepat tidaknya dan atau terpecahkan atau tidaknya suatu masalah itu tergantung kepada kemampuan inteligensinya. Jika kita lihat dari inteligensinya, kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodok. Inteligensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Pendapat-pendapat baru tentang inteligensi membuktikan bahwa, inteligensi pada anak-anak yang lemah pikiran dapat juga dididik dengan cara yang lebih tepat. Tetapi, kenyataan membuktikan bahwa daya pikir anak-anak yang telah mendapat didikan dari sekolah, menunjukan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah. Dari batasan tersebut, dapat diketahui bahwa: 
  • Inteligensi adalah faktor total, berbagai macam daya jiwa erat sekali dan bersangkutan di dalamnnya (ingatan, fantasi, perasaan, minat, dan sebagainya turut mempengaruhi seseorang). Inteligensi hanya dapat diketahui dengan cara tidak langsung melalui kelengkapan iteligensinya.
  • Suatu perbuatan inteligensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting. Faktor-faktor lingkungan dan pendidikan bisa berperan penting.
  • Manusia dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan, dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

Ciri-Ciri Perbuatan dalam Inteligensi
Suatu perbuatan dapat dianggap inteligensi jika memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
  1. Banyak atau sedikitnya masalah yang dihadapi merupakan masalah yang baru bagi yang bersangkutan. Misalnya, ada sola “ mengapa api jika ditutup dengan sehelai karung bisa padam?” lalu ditanyakan kepada anak yang baru bersekolah dapat menjawab dengan benar. Maka, jawabannya itu berasal dari inteligensi. Akan tetapi, jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang baru saja mendapat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang api, hal itu tidak dapat dikatakan inteligensi.
  2. Perbuatan inteligensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan yang hendak diselesaikannya, dicari jalan yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Misalnya, ada yang kehilangan bolpoin di suatu lapangan. Bagaimana cara mencarinya? Bagaimana menebang pohon-pohon di hutan agar dalam waktu singkat dapat memotong banya pohon?
  3. Masalah yang dihadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan. Ada suatu masalah yang orang dewasa mudah sekali dalam menjawabnya hampir berfikir, sedangkan bagi anak-anak harus dijawabnya dengan pemikiran yang mendalam. Jawaban anak itu adalah inteligensi.
  4. Keterangan pemecahannya harus diterima oleh masyarakat.
  5. Dalam berbuat, inteligensi sering menggunakan daya yang abstrak. Pada waktu berfikir, tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan yang tidak perlu harus disingkirkan.
  6. Perbuatan inteligensi mempunyai ciri kecepatan. Proses pencarian jawabannya cepat, sesuai masalah yang dihadapi.
  7. Inteligensi membutuhkan centre perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang dihadapi.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang berbeda dengan yang lain, yaitu:
  1. Pembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.
  2. Kematangan, setiap organ tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
  3. Pembentukan, yaitu segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
  4. Minat dan pembawaan yang khas, yang mengarahkan sebuah perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
  5. Kebebasan, berarti bahwa manusia itu dapat memilih sebuah metode-metode yang tertentu dalam memecahkan suatu masalah.

Semua faktor diatas saling berkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu, menentukan kecerdasan seorang anak tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut. Inteligensi merupakan faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta dalam menentukan perbuatan inteligensi seseorang.

Strategi Pembelajaran Kecerdasan Majemuk (Muliple Intelligence)
Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
  1. Membangun/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk mengaktifkan indra dan kehidupan kerja otak.
  2. Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangun sebuah kecerdasan.
  3. Mengajarkan dengan atau untuk kecerdasan, yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu kepada penggunaan kecerdasan ganda.
  4. Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungannya.

Di dalam bukunya, yang berjudul Seven of Knowing: Teaching for Multiple Intelligences, Lazer secara lengkap menjelaskan cara pengelolaan masing-masing kecerdasan dengan urutan seperti pada strategi dasar di atas, lengkap dengan tujuan dan proses, teori, dan penjelasan bagi otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-masing. (M. Thobroni : 2016)

Enter your email address to get update from jendela pendidikan.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Copyright © 2013. Jendela Pendidikan - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger