Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan
Pada postingan kemarin bahwa jendela pendidikan telah share tentang PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK. Dan pada postingan kali ini jendela pendidikan akan mengulas sedikit tentang Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Dunia pendidikan merupakan embrio dari pembangunan ekonomi di seluruh negara di nunia ini, sebab hancurnya pendidikan maka hancurnya suatu negara.
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya kedalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang daan masyarakat menjadi lebih baik. Pendidikan bukan merupakan proses transfer tentang ilmu pengetahuan semata, melainkan lebih kompleks lagi yakni sebagai sebuah sarana pembudayaan dan transfer nilai (enkulturasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi pokok kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan yang mencakup tiga hal yang paling mendasar yaitu :
Pertama adalah afektif, afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis. Dimensi yang kedua adalah kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan yang ketiga adalah psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestesis.
Memenurut Pusat Bahasa Depdiknas pengertian karakter adalah “ bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku, peronalitas, sifat, tabiat dan berwatak”. Sedangkan menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008) karakter mengacu kepada serangkaian sikap, prilaku, motivasi, dan keterampilan. Karakter berasal daari bahasa yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan prilaku jelek lainnya dikatakan orang yang berkarakter jelek. Dan sebaliknya, orang yang prilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan karakter baik (mulia).
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter terhadap warga sekolah yang meliputi komponen-komponen pengetahuan, kesadaran atau keinginan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen yang ada di sekolah harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajara dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prassarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga lingkungan sekolah. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu prilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah : cinta cinta kepada Allah dan ciptann-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat, dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan ; baik dan rendah hati, toleransi cinta damai dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil dan punya integritas.
Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Dewasa ini banyak pihak yang menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada sebuah lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut berdalih pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti tawuran antar sekolah, perkelahian massal di lingkungan masyarakat dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan dikota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi mudadiharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembetukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter